Budaya Makan Tiga Kali Sehari

January 26, 2017

Cuaca Hyderabad Kamis ini begitu bersahabat. Saya bisa menikmati sweater tidur saya seharian tanpa khawatir kepanasan. Hari ini, 26 Januari 2017, India sedang merayakan Republic Day sehingga hari ini memang hari libur. 

Saat menikmati makan siang, tiba-tiba saya teringat artikel yang saya tulis dua hari yang lalu tentang My Personal Bugetinng : How do I spend 200k a month for meals? Terlepas dari komentar orang-orang terdekat kenapa saya sangat memaksakan diri soal makan, dari komentar-komentar tersebut saya mendadak berfikir apakah sebetulnya manusia benar-benar "membutuhkan" makan tiga kali sehari?

Saya ingat hierarki Maslow tentang Five Basic Human Needs yang saya pelajari saat saya 'menjabat' sebagai mahasiswa keperawatan di kampus Jogja. Maslow menempatkan Kebutuhan Fisiologis menjadi kebutuhan yang mendasari ke empat kebutuhan yang lain. Kebutuhan Fisiologi antara lain makan, bernafas, tidur, sex, dsb. Maslow sendiri (seingat saya) tidak pernah mengatakan bahwa manusia harus makan tiga kali sehari. Beliau hanya menjelaskan bahwa makan adalah kebutuhan fisiologis.

Saya secara pribadi melihat pola 'makan tiga kali sehari' sebagai budaya yang mana budaya tersebut lahir karena kebiasaan. Kita sedari kecil selalu dibiasakan dan diajarkan untuk makan tiga kali sehari. Hal tersebut kemudian menjadi gaya hidup kita dan anehnya tiap orang mempunyai gaya hidup yang sama soal makan, yaitu makan tiga kali sehari. Saat banyak sekali orang yang percaya bahwa makan tiga kali sehari adalah kebutuhan, maka pola 'makan tiga kali sehari' akan menjadi sebuah standar baku dalam masyarakat. Saat masyarakat sudah percaya pada standar tersebut, mereka akan berhenti mempertanyakan kebenarannya.

Jika saya tengok lagi artikel saya tentang My Personal Budgeting in India, dimana literary saya hanya makan sehari satu kali saat makan malam. Makan siang saya biasanya hanya makan snack dan sarapan dengan teh manis dan (kadang) pisang. Saya melakukannya sejak bulan Oktober 2016 hingga sekarang. Jika ditanya tentang bagaimana keseharian dan studi saya tiap harinya jika hanya makan sekali dan snack saja? Well, so far so good. Tidak ada hambatan yang berarti. Konsentrasi saya tetap bagus. Nilai-nilai saya juga memuaskan. Lalu apakah saya tidak sakit atau menderita ganguan kesehatan karena kebiasaan itu? Pada dasarnya saya belum pernah sakit yang disebabkan karena kebiasaan makan tersebut. Sakit pernah. Demam. Itu saja dan itupun baru dua kali saya sakit demam sejak bulan Oktober tahun lalu. 

Dari hasil pengamatan terhadap diri sendiri, saya mengambil kesimpulan pribadi bahwa I don't need to eat three times a day. Jangan juga salah paham terhadap saya. Saya tidak mengkritisi soal makan, saya lebih mengkritisi tentang hukum 'tiga kali sehari'. Dimana menurut sudut pandang orang Indonesia yang namanya makan minimal ada nasi, lauk, dan sayur. 

Saya tertarik mengaitkan pola 'tiga kali sehari' ini dengan Circadian Rhytm atau irama sirkadian. Irama sirkadian pada dasarnya adalah jam biologis atau jam tubuh kita. Tidak ada wujud nyata dalam tubuh kita akan adanya 'benda' ini. I am not interested to explain this term with such bookish or wikipedia-ish definition. You can just google it. Pada dasarnya tubuh kita sudah hafal dengan kebiasaan kita. Jika kita sudah terbiasa tidur pukul 11 malam, maka sebelum pukul 11 kita tidak akan merasa mengantuk. Kenapa? Karena otak kita sudah tahu bahwa kita selalu tidur pukul 11. Saat mendekati pukul 11 kita biasanya sudah mulai mengantuk, sebab otak sudah tahu bahwa itu adalah waktu tidur sehingga otak akan memproduksi hormon adenosine yang akan membuat kita tidur. Adenosin bisa dilawan dengan kafein. 

Bagaimana kaitan irama sirkadian dengan pola makan? Kita sepakat bahwa makan adalah kebutuhan. Segala sesuatu diluar 'makan' adalah kebiasaan. Hal yang diluar 'makan' misalnya pola makan, jenis makanan, kuantitas makanan, dsb. Sesuai dengan paparan diatas irama sirkadian erat kaitannya dengan kebiasaan. Jika kita sudah terbiasa makan pada jam 07.00 (sarapan), 13.00 (makan siang), dan 19.00 (makan malam) maka secara otomatis pada jam tersebut kita akan merasa lapar sebab otak kita sudah hafal bahwa pada saat-saat tersebut kita selalu makan. 

Satu cerita kecil sebagai penutup tulisan saya kali ini. Pada bulan Ramadhan saat saya masih kelas 6 SD, teman saya selalu mengeluh kelaparan pada jam istirahat yaitu jam 09.00. Berhubung saat itu adalah bulan puasa jadi saat jam istirahat kami hanya duduk dan ngobrol di kelas. Dia mengatakan bahwa dia selalu makan cukup saat sahur. Ketika saya belajar di bangku keperawatan, saya menyadari bahwa rasa lapar yang teman saya rasakan adalah akibat dari kebiasaan dia selalu jajan pada jam istirahat. Walaupun dia sudah makan cukup saat sahur namun jika dia sudah terbiasa makan pada jam 09.00 maka otomatis dia akan tetap merasa lapar. Bisa disimpulkan bahwa sebetulnya rasa lapar yang datang pada pukul 09.00 saat puasa adalah rasa lapar akibat kebiasaan. 

Kepercayaan saya akan irama sirkadian tersebut yang menjadikan saya sudah terbiasa menjalani hari hanya dengan sarapan teh hangat, snack siang hari, dan makan berat saat malam hari. 

Okay that's pretty much it. I hope you could understand my writting. Mohon diingat bahwa tulisan ini, disisi lain, agak menimbulkan perdebatan. Tujuan saya menulis artikel ini adalah untuk menumpahkan ide 'nakal' saya yang terlahir karena kebiasaan saya sendiri. Jika harus memilih ya saya mau-mau saja makan tiga kali sehari. Makan sehari lima kali pun saya mau banget karena makan juga merupakan salah satu sumber kebahagiaan bagi saya. Because food is not a word, it's an emotion.

Share this :

Previous
Next Post »
0 Komentar

Penulisan markup di komentar
  • Silakan tinggalkan komentar sesuai topik. Komentar yang menyertakan link aktif, iklan, atau sejenisnya akan dihapus.
  • Untuk menyisipkan kode gunakan <i rel="code"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan kode panjang gunakan <i rel="pre"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan quote gunakan <i rel="quote"> catatan anda </i>
  • Untuk menyisipkan gambar gunakan <i rel="image"> URL gambar </i>
  • Untuk menyisipkan video gunakan [iframe] URL embed video [/iframe]
  • Kemudian parse kode tersebut pada kotak di bawah ini
  • © 2015 Simple SEO ✔