[Personal Review ] Best 9 Worth Watching Bollywood Inspiring Movies

February 12, 2017 2 Comments

Membahas India tidak akan lengkap tanpa  film India. Industri film terbesar kedua di dunia, Bollywood, sudah tidak asing lagi untuk kita semua. Saya bukan pecinta film India. Saya bahkan sebetulnya bukan pecinta film dimana saat ada film baru tayang saya akan langsung ke bioskop atau minimal ya cari streaming online. Tidak. 

Hanya ada dua jenis film yang saya suka dari dulu hingga sekarang. Film biografi dan film inspirasi.  

Believe it or not, I haven't watched Harry Potter. And believe it or not, my professor was even surprised knowing that I was the only student in class who hadn't watched that movie. Actually I am just not interested in magical things and stuffs. 

Film India menurut saya lumayan keren-keren. Banyak sih sebetulnya film India yang menurut saya nonsense and sampah , tapi sekalinya film nya bagus biasanya akan bagus banget.
Oke kembali ke film India. Jika kalian berfikir bahwa film India hanya tentang cinta, well, sorry you are wrong. Berikut adalah daftar 10 film India yang menurut saya wajib tonton. Saya tidak sedang membuat daftar film cinta, walaupun di beberapa film ada bumbu-bumbu romantika but it's okay karena itu tidak mendominasi. 


#9. Tara Rum Pum - dibintangi oleh Saif Ali Khan dan Rani Mukherjee. Dalam film ini Saif memerankan seorang pembalap mobil F1 terbaik bernama Rajveer Singh (RV). Rajveer dulunya seorang tukang pengganti ban untuk para pembalap F1 namun akhirnya dia bisa menjadi pembalap terbaik. Klimaks film ini ketika RV mengalami kecelakaan saat balapan disebabkan oleh rival nya yang iri dengan RV. Sejak saat itu RV mengalami gangguan kepala dan mengalami trauma menyetir. Dia dan istrinya, Rani Mukherjee, sempat dalam masalah ekonomi karena RV kehilangan pekerjaannya sebagai pembalah yang menyebabkan mereka mengalami krisis ekonomi. Saat itu keadaan keluarga RV betul-betul kritis karena anak mereka masuk rumah sakit dan pekerjaan RV sebaai tukang supir taksi tidak mencukupi. Dia pun akhirnya berusaha kembali untuk bertanding demi mendapatkan hadiah untuk membiayai rumah sakit anaknya. Usahanya untuk bertanding (lagi) pun tidak mudah karena ia harus melawan trauma nya dan harus melawan rival lama yang dulu mencelakainya saat bertanding.

Film ini menurut saya bagus untuk ditonton bagi mereka yang sedang membutuhkan motivasi hidup (seperti saya). LoL :D

#8. Sultaan - ini adalah film tahun 2016. Saya nonton film ini di salah satu bioskop di Delhi. Pemeran utamanya adalah Sultan Ali Khan (Salman Khan) dan Aafra Hussain (Anushka Sharma). Dalam cerita tersebut Sultan dan Aafra adalah pasangan pegulat (wrestling) terbaik. Mereka suami isteri.

Ceritanya mulai seru ketika Sultan dan Aafra juara gulat tingkat nasional dan lolos untuk maju ke Olympic. Berhubung saat itu Aafra sedang hamil jadi dia nggak bisa lanjut ke Olympic dan akhirnya Sultan sendiri yang maju dan dia menang. Namun sayangnya kemenangan dia membuat dia sombong bahkan saat istrinya melahirkan pun dia lebih memilih untuk jumpa pers (seingat saya). Ternyata oh ternyata bayi nya meninggal karena anemia. Sultan merasa bersalah dan mengutuk dirinya sendiri. Sejak saat itu dia bertekat untuk mendirikan Bank Darah. Perjuangannya mendapatkan dana untuk mendirikan Bank Darah benar-benar amazing banget sampai saya nangis *hiks

Best time to watch Sultaan : saat kalian merasa ingin menyerah dalam hidup, tontom film ini. Karena perjuangan mati-matian Sultan di film ini sangat terlihat. 


#7. Swades -  Film ini dibintangi oleh Shah Rukh Khan dimana dia adalah seorang manajer projek NASA. By the way, syutingnya benar-benar di NASA lho ! Suatu ketika dia pulang ke India untuk cuti dan mengunjungi Kaveri Amma, pembantu dirumah yang merawat SRK sejak kecil. Dia merasa prihatin melihat desa tempat tinggal Kaveri Amma tidak ada akses listrik. Jangankan listrik, sekolah saja masih langka. Dia akhirnya memutuskan untuk mengakhiri karirnya di NASA dan mengembangkan desa tersebut dengan membangun sumber listrik dari tenaga air. Dia juga membantu pembangunan sekolahan di desa tersebut.

Hal yang membuat film ini cukup inspiring adalah, SRK rela meninggalkan semua kemapanan dan karir nya di NASA demi kepentingan rakyat desa nya.

Film ini cocok ditonton oleh orang Indonesia diluar negeri yang nggak mau pulang ke Indonesia karena sudah mapan di negeri tetangga.


#6. 3 Idiots - film yang sempat booming di Indonesia ini saya yakin udah banyak yang tahu. Bintang utama film ini adalah Aamir Khan, Kareena Kapoor, Madhavan, dan Sharman Joshi. Film ini bercerita tentang tiga orang sahabat; Rancho, Raju, dan Farhan. Mereka adalah mahasiswa teknik di kampus teknik terbaik di India. Rancho (Aamir Khan) adalah mahasiswa yang selalu mendapatkan ranking pertama di kampus nya. Sedangkan Raju dan Farhan selalu peringkat paling bawah. Keluarga Raju amat miskin dan dia menjadi tumpuan harapan keluarganya. Farhan adalah seorang fotografer namun terpaksa kuliah teknik demi memenuhi harapan ayahnya.

Pada film ini Rancho selalu mengatakan bahwa jadilah apapun yang kamu suka. Saya merasa film ini cukup menjadi sindiran bagi rakyat India sendiri. Pasalnya di India, semua orang berburu ingin sekolah di teknik atau kedokteran dalam rangka untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Tak jarang pula yang mengorbanka passion mereka demi mendapatkan pekerjaan.

Moral value : do what you love !


#5. Tare Zameen Par (Like Star on Earth) - Saya rasa film ini juga sudah lumayan populer di Indonesia. Film ini menceritakan tentang seorang murid sekolah dasar, Ishaan, yang mengalami dyslexia. Dia tidak pernah mampu untuk belajar dengan baik karena gangguan tersebut. Ayah Ishaan sosok yang cukup keras yang memutuskan untuk menempatkannya di asrama (boarding school) agar dia bisa belajar dengan baik. Ishaan sebetulnya tidak ingin sekolah di asrama karena harus berpisah dengan keluarganya dan guru-guru di asrama biasanya cukup keras.

Suatu ketika ada seorang guru baru (Aamir Khan) di asrama tersebut. Dia mengajar pelajaran seni. Dia menyadari bahwa Ishaan adalah anak yang bermasalah. Dia kemudian mencari tahu tentang Ishaan dan mengetahui bahwa Ishaan menderita dyslexia yang menyebabkan dia kesulitan dalam belajar. Guru baru tersebut berusaha mendekati dan membantu Ishaan dan menyadari bahwa Ishaan sangat pandai melukis.

Satu hal yang disampaikan oleh Aamir Khan pada film tersebut adalah bahwa setiap anak adalah unik seperti layaknya bintang. Setiap anak mempunyai keunikan masing-masing yang tidak bisa disamaratakan.


#4. My Name is Khan (and I am not a terrorist) -  Film ini rilis saat saya masih SMA. Ini menjadi salah satu film terpopuler di kalangan orang Indonesia karena film ini sudah sering ditayangkan di televisi lokal. Inti cerita dari film ini adalah, Rizwaan Khan (Shah Rukh Khan) seorang autis yang cerdas yang berusaha menemui Presiden Amerika untuk menyampaikan pesan bahwa dia bukanlah seorang teroris. Alasan dia ingin menyampaikan pesan tersebut adalah kematian anaknya yang menyebabkan istrinya, Mandira (Kajol) merasa hancur. Mandira adalah seorang Hindu sedangkan Rizwaan adalah Muslim. Mandira berfikir bahwa kematian anakya disebabkan karena suaminya adalah seorang Muslim yang mana di Amerika saat itu sedang berduka akibat serangan gedung WTC oleh teroris. Mandira dengan kondisi masih terpukul saat itu meminta Rizwaan untuk pergi menemui presiden dan mengatakan bahwa Rizwaan adalah seorang Muslim dan dia bukanlah seorang teroris. 

Perjalanan Rizwaan Khan menemui Presiden Amerika sangatlah sulit. Dia bahkan sempat dipenjara dan menjadi pusat amukan masyarakat saat itu. 


#3. Chak De India  - Dibintangi oleh Shah Rukh Khan, yang berperan sebagai Kabir Khan, seorang pemain hokey nasional. Karir Kabir Khan sempat hancur karena kesalahpahaman akibat media yang memberitakan bahwa dia sudah mengkhianati negaranya sendiri dalam pertandingan hokey antar negara India vs Pakistan. Dia dan ibunya bahkan diusir dari tempat tinggalnya sendiri.

Kabir Khan kemudian mendirikan klub hokey perempuan dimana dia sebagai pelatihnya. Banyak cemooh dan kritikan dari banyak pihak. Mendirikan klub hockey pun tidak mudah karena masalah internal yang dihadapi oleh tiap pemain. Dengan kerja keras akhirnya Kabir Khan membawa klub hokey nya menjadi juara di ajang hokey internasional di Australia.

#2.  Bajrangi Bhaijaan - Film ini berkisah tentang seorang anak yang bisu berusia 6 tahun berkebangsaan Pakistan bernama Sahida yang tersesat di India saat ibunya hendak mengantarkannya ke New Delhi menemui tabib yang mampu membuat orang bisu bisa berbicara. Saat di India dia bertemu dengan seorang Hindu bernama Bajrangi (Salman Khan). Sahida sendiri adalah Muslim karena dia berkebangsaan Pakiskan. Bajrangi merasa kasihan melihat Sahida sendirian tersesat. Dia berusaha mencari tahu dari mana Sahida berasal. Membutuhkan waktu yang sangat lama untuk mengetahui tempat asal nya karena dia bisu. 

Bajrangi pun kaget ketika tahu bahwa Sahida adalah seorang Pakistan. Bagaimanapun juga dia tetap bertekad untuk mengantarkan Sahida pulang ke tempat asalnya di Pakistan. Perjalanan Bajrangi mengantarkan Sahida pulang sangat beresiko tinggi dan nyaris mustahil. Pasalnya Sahida saat itu tidak memegang pasport Pakistannya sehingga orang-orang di Kedutaan Besar Pakistan - New Delhi pun tidak percaya bahwa Sahida berasal dari Pakistan. Bajragi sendiripun tidak bisa mendapatkan visa ke Pakistan karena saat itu kantor Kedutaan Besar Pakistan sedang rusuh. Akhirnya dia memutuskan untuk pergi ke Pakistan tanpa paspor dan visa. 


#1.  P.K - Dari semua film India yang sudah saya tonton, ini adalah film India terbaik menurut saya. Film ini memaksa kita untuk menjadi orang yang kritis terutama dalam hal beragama. Film yang dibintangi oleh Aamir Khan sebagai PK dan Anushka Sharma sebagai Jaggu, seorang wartawan televisi lokal India, memang sempat kontroversi terkait poster film tersebut. Namun akhirnya sang sutradara bisa membuktikan kualitas film PK dan hingga sekarangpun PK masih menjadi film terbaik. 
Peekay (PK) adalah seorang makhluk dari planet lain yang datang ke Bumi untuk melakukan penelitian. Dia datang ke Bumi dalam kondisi telanjang sebab di tempat asalnya dia tidak mengenal pakaian. Dia bisa mendengar namun tidak bisa berbicara karena di planet tempat tinggalnya semua makhluk berkomunikasi dengan pikiran. Suatu ketika remot kontrol milik PK dicuri oleh manusia yang menyebabkan dia tidak bisa pulang ke tempat asalnya. Dia kemudian pergi mencari remot kontrolnya tersebut. Dia belajar banyak hal dalam pencariannya seperti belajar bahasa, belajar berbicara, belajar mengenal uang, dsb. Dia bertanya pada banyak orang dimana dia bisa menemukan remot kontrol nya dan hampir semua menjawab bahwa hanya Tuhan yang tahu dimana remot kontrolnya. Dari situlah dia mulai mencari-cari siapa itu sebenarnya Tuhan dan mengapa semua orang sangat memuja-muja Tuhan.


Itu tadi sembilan daftar film terbaik versi saya sendiri. Jika tidak saya saring lagi mungkin bisa saja ada sekitar 15 film inspirasi. Perlu diingat bahwa kesembilan film tersebut benar-benar film pilihan yang menurut saya cukup memberikan pengaruh. Film diatas tidak termasuk film romantika ya. Sebetulnya banyak juga film romantika India yang bagus namun saya simpan untuk lain waktu saja.

Apa bedanya Kuliah di Indonesia dan India??!

February 04, 2017 2 Comments

Pernah nonton film "3 Idiots" ? Itu adalah salah satu film India yang sempat booming di Indonesia beberapa tahun yang lalu. Sebenernya film itu lumayan mencerminkan sistem pendidikan disini sih dimana belajar menjadi salah satu sumber pressure disini. 

Oh iya, kali ini aku pakai bahasa yang lebih casual aja ya. Bosen pake bahasa formal terus.

Sebelumnya aku mau kasih tau kalau aku sempat kuliah di Indonesia selama setahun. Jadi ya aku lumayan punya pengalaman soal perkuliahan di Indonesia. 

Tulisan ini murni dari pengalaman aku sendiri. Jadi aku akan lebih menceritakan perbedaan diriku saat kuliah di Indonesia dan diriku saat kuliah di India dalam hal cara belajar dan kehidupan perkuliaan. Perlu diingat juga bahwa tulisan ini nggak bisa jadi standar karena pengalaman tiap orang beda-beda, namun bisa dijadikan salah satu referensi.  

Semua poin yang aku tulis dibawah adalah hal-hal yang menurutku masuk dalam kategori kelebihan. Bisa jadi menurut kalian hal-hal berikut justru malah menjadi kekurangan, which is totally fine. Everyone has opinion

Aku bikin tulisan ini bukan berarti aku jelek-jelekin Indonesia. Bukan. Jujur aja, aku kuliah disini juga murni dalam rangka supaya bisa berkontribusi untuk pembangunan Indonesia terutama dalam hal saintek nya. So, buat ngimbangin, kapan-kapan aku buat tulisan tentang kekurangan kuliah di India. Got it? Okay let's get started !

Bahasa Indonesia vs Bahasa Inggris
Bahasa, adalah salah satu perbedaan yang paling kentara yang aku hadapi pertama kali. FYI, India dulu bekas jajahan Inggris, jadi nggak heran kalau rakyatnya banyak yang fasih berbahasa Inggris. Tak heran pula Bahasa Inggris menjadi bahasa resmi pemerintahan, pendidikan, politik, dll. Yang aku rasakan saat pertama kali kuliah di India adalah, aku belum terbiasa dengan scientific English. Percaya atau nggak, kemampuan scientific English ku bisa dibilang nyaris nol. Secara di Indonesia semua istilah-istilah sains sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Misal, dalam bahasa Indonesia kita menyebut Alkana, Alkena, dan Alkuna. Nah, dalam bahasa Inggris adalah Alkane, Alkene, Alkyne. Jauh banget kan bedanya?

Jam Kuliah Indonesia vs Jam Kuliah India
Terkait jam perkuliahan, aku akan cerita lebih banyak untuk yang jenjang undergraduate aja alias S1 karena untuk jenjang tersebut jam kuliahnya memang beda. Kalau kuliah di universitas di Indonesia biasanya jam perkuliahan nggak saling berurutan kan ya? Misal hari Senin kuliah cuma jam 10.00 sama jam 14.00, gitu kan ya? Nah, untuk jenjang S1 disini kuliah betul-betul full day hampir mirip kayak SMA. Kalau aku sendiri kuliah dari Senin - Sabtu jam 10.00 sampai jam 16.30, kecuali hari Sabtu cuma sampai jam 15.30 (tapi tetep aja sore sih). Hari Senin sampai Jum'at ada 4 kelas teori dan 1 kelas laboratorium. Satu kelas teori biasanya 60 menit dan untuk lab selama 120 menit. Hari Sabtu kita sama sekali nggak ada lab, jadi cuma kelas teori aja sampe jam 15.30. 

Powerpoint vs Mencatat
Selama aku kuliah di Indonesia aku jarang banget punya catatan. Kita biasanya cuma ngandelin fotokopian ppt dosen. Sebenarnya aku nggak suka kuliah diajarin pake ppt karena kadang ada dosen yang cuma asal baca ppt doang. Sebel. Kalau di India? Berhubung di India sistem nya adalah note-oriented (S1 maupun S2), jadi selama 60 menit perkuliahan, sekitar 40 menit dosen akan menjelaskan dan 20 menit beliau akan mendikte catatan untuk kita. Kita dilarang untuk mencatat saat dosen menjelaskan karena penjelasan dosen kaitannya dengan pemahaman. Selama 20 menit mencatat tersebut, biasanya kita bisa menulis sekitar 4-5 halaman, itu baru satu mata kuliah. Aku pribadi lebih suka dengan metode mengajar yang seperti ini. Manual.


Internet vs Buku
Saat aku masih kuliah di Indonesia, kehidupan belajar ku selalu via internet. Belajar apapun dari internet. Dikit-dikit wikipedia. Kalau ada tugas membuat makalah, pasti sumber pencarian utama adalah internet. Mending-mending kalau ngerjakan makalahnya pakai ebook atau jurnal, lha ini aku ngerjakan makalah nyontek blogspot orang lain. Kayak gitu aja aku masih bisa dapet IPK 3,65. Heran. 

Lalu bagaimana setelah di India? Betul sekali. Untuk urusan kuliah, aku udah jarang banget buka internet. Sumber utama belajar ya buku. Perpustakaan. Hampir semua mahasiswa disini juga begitu. Kalau dosen memberi tugas, langsung kita larinya ke perpustakaan. Btw, dikelas ku nggak ada yang bawa laptop. Sebagai gantinya yang dibawa kemana-mana ya buku. Jadi ya nggak heran kalau teman-temanku tas nya pada gede-gede semua. Ya bisa dibilang kalau mahasiswa disini book-oriented banget.

Nah, kalau ada tugas bagaimana? Kalau tugas ya kita tulis tangan. Satu tugas kita bisa nulis 15-20 halaman. Makanya dosen kita kalau ngasih tugas minimal dua minggu sebelumnya. Tugas yang diberi oleh dosen rata-rata sulit, dalam artian kita harus cari dari beberapa buku, kita pelajari satu-satu, lalu kita kumpulkan informasi-informasi yang berkaitan baru kita tulis di kertas HVS A4.


Sistem Kebut Semalam vs Sistem Kebut Sebulan
Jaman aku di Indonesia, belajar pake Sistem Kebut Semalam (SKS) masih memungkinkan. Aku bahkan bisa dengan gampang dapet IPK 3.65 dengan metode kebut semalam. Nah, kalau di India kita masih pakai sistem kebut semalam, jangan harap kita lulus. Aku pernah tulis artikel tersendiri tentang sistem ujian di kampus India. Disitu kalian bisa baca kalau ujian di India jauh beda dengan Indonesia. Nilai maksimal ujian semester adalah 70 out 70. Sejak awal kita sudah diberi tahu oleh dosen bahwa sepinter-pinternya kita, nggak mungkin kita bisa dapet full-mark alias 70 out of 70. Lho kok gitu? Kenapa? Baca poin selanjutnya :D

LJK vs Esai
Sejak aku masih SMP sampai kuliah, ujian apapun selalu pakai LJK. Kalaupun esai paling banter ya dua halaman. Kalaupun nggak pake LJK, ya at least pilihan ganda (pilgan). Tapi kalau kalian kuliah di India, jangan pernah harap ujian pake LJK. Karena disini ujian semuanya esai. Pertanyaannya biasanya ada 10 dan jawabannya bisa sampai 25-30 halaman tulis tangan selama 3 jam dikerjakan ditempat tanpa istirahat. So, udah tahukan kenapa kita nggak bisa pake metode kebut semalam untuk persiapan ujian? 

Kalau nyontek memungkinkan nggak? Nah, kalau mau nyontek juga susah secara jawabannya esai semua. Satu pertanyaan jawabannya bisa sampai 5 halaman, belum lagi kita diminta gambar atau bagan. Penjaga ujian disini nggak kayak di Indonesia, rata-rata penjaga ujian kerjaannya malah ngobrol. Disini penjaga ujian benar-benar ajeg keliling. 

Seriusan deh, ujian semester di India itu berasa seperti UNAS jaman SMA, dalam hal tingkat pressure yang aku hadapi. Karena kalau kita bener-bener no idea sama pertanyaan yang diajukan, ya kita mau nulis apa coba? Kalau pilgan kan masih mending ya kita bisa ngitung kancing. Kalau esai kita mau ngitung apa coba? Ngintung awan? Dan lagi, kita benar-benar harus persiapan jauh-jauh hari buat UAS. FYI, lembar jawab ujian disini dalam bentuk buku/bendel. Satu bendel isinya 25 halaman. Bisa dibilang lembar jawab nya itu seperti buku tulis dengan tebal 25 halaman.

Skripsi vs No-skripsi
Sudah menjadi rahasia umumlah kalau mau lulus S1 di Indonesia kita wajib untuk melakukan TA (tugas akhir) dalam bentuk skripsi. Untuk jenjang S1 semua jurusan di India nggak ada skripsi, enak kan? :D Tapi ya itu sebagai gantinya kita tiap semester harus nulis esai di ujian berpuluh-puluh halaman selama 6 semester. Kalau dipikir-pikir, esai yang kita kerjain selama kuliah di India jika dikumpulkan mungkin udah bisa jadi skripsi kali ya? Walaupun kuliah S1 di India rata-rata hanya 3 tahun tapi nggak sedikit kok mahasiswa yang sampe molor lulusnya gegara ada mata kuliah semester sebelumnya yang failed. Di India kalau misal kita nggak lulus di mata kuliah semester ganjil, maka kita wajib ikut ujian lagi untuk mata kuliah tersebut di semester ganjil tahun depan. Jadi kita harus nunggu setahun cuma buat ngulang ujian. So, nggak heran kalau banyak mahasiswa yang lulus nya sampe molor bertahun-tahun, bahkan mahasiswa Indonesia sekalipun.  Di India ini kalau nggak lulus ya nggak lulus

Aku pribadi sih menganggap itu suatu kelebihan. Sebab di jenjang S1 ini kita memang lebih dipersiapkan dan dimatangkan teori dan konsep nya ketimbang penelitian. Namun kalau kita mau membuat penelitian sendiri ya sangat memungkinkan dan dosen kita biasanya akan membantu. Aku sih rencananya lulus S1 dari India ini udah punya satu penelitianku sendiri mumpung dosen ku hampir semua udah pada post-doc jadi bisa minta bimbingan, ya itung-itung bisa buat proposal S2 ku nanti ha..ha..

Okay, sampai disini dulu ya obrolan kita. Sekian dulu. See you soon.. Au revoir ! :))

FAQ - Bagaimana Sistem Ujian di Kampus India ???

February 01, 2017 2 Comments

Ujian adalah salah satu topik "unggulan" saat kita membahas sistem pendidikan India. Sistem UAS di India tidak ada mirip-miripnya dengan Indonesia. Wajar saja jika di  semester awal rata-rata mahasiswa Indonesia akan sedikit kelabakan. Tidak percaya? Baca saja sampai selesai :D 

Hal yang akan saya paparkan berikut adalah pengalaman pribadi. Walau demikian hampir semua kampus di India, baik jenjang S1 maupun S2, mempunyai sistem UAS nya kurang lebih sama. Bagi yang mau kuliah di India bisa disimak kisah pribadi saya menghadapi ujian akhir semester.

Berhubung jurusan saya adalah Microbiology, Genetics, and Chemistry jadi mulai dari semester pertama hingga semester akhir, mata kuliah utama saya hanya tiga itu. 

Persiapan Ujian - Kebetulan sekali bulan Februari di tahun 2017 sudah dimulai. Itu artinya 1,5 bulan lagi saya akan menghadapi UAS (lagi). Biasanya saya akan mulai persiapan ujian minimal satu bulan sebelumnya. Satu bulan pun saya tidak bisa sepenuhnya fokus untuk persiapan ujian sebab saya akan disibukkan dengan pre-final practical exam. Kampus pun hanya memberikan waktu satu minggu untuk persiapan ujian. Satu minggu itu sangatlah kurang.

Satu bulan saya akan gunakan untuk membuat ringkasan catatan semua mata kuliah. Tidak hanya itu, textbook saya pun akan mulai penuh dengan stabilo aneka warna. (P.S. Saya tipe visual learner). Saya sebisa mungkin mengurangi cara belajar 'menghafal' sebagai gantinya saya akan lebih banyak memahami dan latihan menulis. By the way, ujian disini esai semua. Tidak ada pilihan ganda. Itulah mengapa saya lebih senang memahami ketimbang menghafal, dan ketika saya sudah paham suatu topik, saya akan menuliskan nya kembali dengan bahasa saya sendiri. 

Satu minggu sebelum ujian kampus sudah libur dan satu minggu tersebut betul-betul saya gunakan untuk belajar. Saya akan belajar mulai jam 8 malam sampai 9 pagi. Setelah itu barulah pagi sampai siang atau sore saya akan tidur. Saya lebih senang belajar saat malam karena cenderung lebih sunyi dan tidak berisik. 

Kenapa saya sampai belajar sekeras itu hanya untuk ujian semester? 

Satu, ujian disini semuanya esai. 

Dua, ujian untuk satu mata kuliah saja kami harus menuliskan jawabannya rata-rata 25 - 30 halaman dalam waktu 3 jam tanpa istirahat dan dikerjakan ditempat. Sebetulnya tidak ada jumlah minimal atau maksimal terkait berapa banyak lembar jawaban namun memang jenis pertanyaan yang diajukan mengharuskan kita untuk banyak menulis. Saya akan jelaskan bagaimana jenis pertannyaan yang biasa diajukan. 

Tiga, sistem penilaian yang sangat ketat. Sering saya sudah belajar mati-matian untuk ujian namun hasilnya hanya 50 dari 100. Nilai 50 -pun sudah sudah bisa dibilang tinggi. Karena biasanya tidak sedikit mahasiswa yang gagal pada mata kuliah tertentu. Semester sebelumnya 50% (sekitar 20 orang) dari total mahasiswa di kelas saya gagal pada mata kuliah Kimia, 11 mahasiswa gagal pada mata kuliah Genetika, dan 10 orang gagal pada mata kuliah Mikrobiologi. Nilai minimal untuk lulus adalah 40. Dengan kata lain semua mahasiswa yang gagal pada mata kuliah tertentu nilai mereka kurang dari 40. Biasanya mahasiswa yang gagal pada salah satu atau lebih dari satu mata kuliah, mereka akan datang ke kampus dengan kondisi murung dan mata bengkak karena menangis. Pernah dosen saya tidak jadi mengajar karena kasihan melihat kondisi mahasiswa murung dan menangis di kelas. 

Jujur saya pribadi melihat kondisi teman-teman saya malah jadinya senyum-senyum sendiri. Saya dulu saat kuliah di Indonesia tidak pernah melihat ada teman saya sampai menangis seperti itu hanya karena nilai ujian. Ini merupakan "pemandangan" langka. Namun saya tetap berusaha menghibur beberapa teman saya, "Come on. You failed in one subject only. It's not a big deal !", "See, you can take re-exam. You still have a chance" . Begitulah yang biasa saya katakan pada teman-teman yang "merasa gagal".

Saat ujian - Ujian umumnya dimulai pukul 10.00 - 13.00. Karena waktu ujian yang cukup lama, kami diperbolehkan membawa minum kedalam ruang ujian. Biasanya ada juga petugas khusus yang memberikan air putih gratis kepada mahasiswa yang ujian. Petugas tersebut akan keliling dan masuk ke satu kelas ke kelas lainnya. Saat ujian, saya biasanya membawa sebotol air campur madu sebab madu mengandung gula dan gula tersebut bisa menjadi sedikit energi tambahan ketimbang hanya air putih biasa :D

Tiga puluh menit sebelum ujian dimulai semua mahasiswa sudah harus sudah masuk di ruang masing-masing. Sebelum memasuki ruang ujian, kami harus melalui inspeksi, untuk mencegah aksi curan atau mencontek. Kami hanya diperbolehkan membawa tempat pensil saja. Tempat pensil pun juga harus melalu inspeksi.

Saat hendak masuk ruang ujian saya dan teman-teman akan saling mengucapkan "Good luck!" atau "All the best!" atau "Best of luck!" satu sama lain. Saat kami bertemu dosen kami sendiri, beliau juga akan mengatakan hal yang sama, "All the best students!". 

Sepuluh menit sebelum ujian dimulai, penjaga ujian atau invigilator akan membagikan answer sheet alias lembar jawaban. Satu bendel answer sheet berisi 25 halaman. Bentuknya mirip seperti buku berisi 25 halaman dengan ukuran tiga per-empat dari kertas HVS A4. Tak jarang dari teman saya bisa menghabiskan 2 bendel answer sheet. Namun rata-rata mahasiswa Indonesia hanya habis satu bendel saja, itupun kadang sisa he..he..he..

Tipe Pertanyaan - Ada dua tipe pertanyaan yang diajukan saat ujian di hampir semua universitas di India; short answer question dan long answer question. Untuk short answer, jawaban ditulis cukup 2-3 halaman saja, namun untuk long answer jawaban ditulis bisa sampai lima halaman lebih. 

Ada 10 pertanyaan yang diberikan. Enam pertanyaan merupakan short answer dengan bobot nilai masing-masing adalah 3 poin (6 x 3 = 18) dan empat pertanyaan adalah long answer dengan bobot 13 poin (4 x 13 = 52). Total poin untuk ujian semester adalah 18 + 52 = 70.  

First day of Exam - ujian hari pertama adalah Bahasa Inggris. Hal yang diujikan pada mata kuliah ini biasanya terkait analisis drama, puisi, tata bahasa, dsb. Tidak sulit jika hanya sekedar lulus untuk mata kuliah ini, mengingat Bahasa Inggris tidak termasuk main subject. Untuk mata kuliah ini saya tidak pernah menulis jawaban lebih dari 15 halaman :D

Second Day - ujian hari kedua adalah Second Language. Untuk second language tiap mahasiswa bebas memilih bahasa mana yang ingin dipelajari. Saya mengambil French (Bahasa Prancis). Untuk mata kuliah ini biasanya tidak lebih dari 10 halaman. Mata kuliah ini tidak begitu sulit karena saya pernah belajar Bahasa Prancis sebelumnya saat SMA.

Khusus mata kuliah bahasa (Bahasa Prancis dan Bahasa Inggris) saya sebisa mungkin mendapat nilai yang baik dalam rangka mendongkrak nilai agregat saya nantinya. Hanya dua mata kuliah inilah yang saya andalkan untuk urusan dongkrak-mendongkrak. 

Third Day -Microbiology ! Saya beri satu contoh pertanyaan yang diajukan untuk long answer mata kuliah ini. What are Actinomycetes? Give their general characteristics and discuss their nature ! Pertanyaan tersebut masuk dalam long answer jadi untuk menjawabnya, pertama-tama  saya harus menuliskan definisi dari Actinomycetes. Definisi biasanya hanya sekitar 2-3 baris saja. Setelah itu lanjut ke general characteristics seperti gram positif/gram negatif, ukuran, habitat, morfologi, contoh spesies Actinomycetes beserta penjelasan tentang spesies tersebut, reproduksi, mode of nutrition, dsb. Klasifikasi untuk Actinomycetes juga harus ditulis. Misalnya, Actinomycetes dibagi menjadi 4 families; Streptomycetaceae, Actinomycetaceae, Actinoplanaceae, dan Mycobacteriaceae. Keempat families tersebut harus dijelaskan satu per satu beserta contoh spesiesnya. Dibawah family masih dibagi lagi menjadi beberapa genera/genus. Misal family Streptomycetaceae dibagi lagi menjadi tiga genera, itu semua harus dijelaskan. Satu poin penting yang tidak boleh lupa adalah : gambar. Sebisa mungkin kita gambar sesuatu yang mendukung jawaban kita. Misal gambar morfologi atau bagian-bagian tubuh mikroorganisme tersebut. Makin banyak gambar makin bagus. Mata kuliah ini biasanya saya habis 25 halaman pas !

Forth Day - Genetics. Seperti Microbiology, Genetics adalah mata kuliah favorit saya. Mata kuliah ini cukup horor, namun saya suka. Contoh pertanyaan? Ehmm... contoh simpel nya adalah "explain meiotic cell division". Saya harus menjelaskan semuanya tentang meiosis. Pertama-tama saya akan gambar dulu siklus meiosis dari mulai Prophase I, Metaphase I, Anaphase I, Telophase I, Cytokinesis, Prophase II, Metaphase II, Anaphase II, Telophase II, dan Cytokinesis. Pada poin tentang Prophase I, harus dijelaskan juga tentang Leptotene, Zygotene, Pachytene, dsb (kalau kalian anak biologi pasti paham maksud saya), Synaptonemal Complex wajib dijelaskan juga karena itu poin penting, chromosomal condensation dan decondensation, dsb. 

Fifth Day - Chemistry. Kurang lebih sama seperti Mikrobiologi dan Genetika. Bedanya disini kita akan banyak menggambar struktur molekul jika topik yang ditanya tentang organic/inorganic chemistry. Jika pertanyaan tentang physical chemistry makan akan banyak sekali rumus-rumus turunan yang ditanyakan. 

Jadi berapa total bolpen yang saya habiskan? Karena saya suka pake gel pen , jadi ya lumayan boros. Satu subject biasanya satu bolpen nyisa dikit hehehe. So let say habis tiga bolpen. 

Itu tadi penjelasan komplit tentang ujian semester di India. Masih ada ujian lain yang cukup menarik untuk dibahas yakni tentang ujian praktek. Kapan-kapan saya akan buat tulisan tentang it.

See you !