[FAQ] Mencari Tempat Tinggal di India

December 07, 2018 1 Comment
Acara BBQ PPI Komisariat Hyderabad

Pertanyaan seputar mencari tempat tinggal di India dalam rangka studi merupakan salah satu pertanyaan yang cukup populer. Saya juga baru menyadari bahwa saya belum pernah membuat tulisan terkait hal tersebut. Jadi bagi teman-teman yang sedang istikharah untuk studi di India, mari kita belajar dulu ilmu mencari tempat tinggal disini.

Artikel ini berjudul 'mencari tempat tinggal' karena memang dikhususkan untuk teman-teman yang siapa tahu nanti kampus nya tidak menyediakan asrama (hostel) seperti kampus-kampus saya. Tulisan ini dibuat berdasarkan pengalaman selama saya sekolah di Delhi dan Hyderabad namun informasi yang tertulis bersifat umum.

Sebelum kita melangkah lebih jauh, saya ingin menyampaikan bahwa untuk teman-teman yang hendak belajar di kampus India, alangkah baiknya mencari informasi dahulu apakah kampus memfasilitasi hostel bagi mahasiswa asing. Informasi bisa didapatkan melalui website kampus atau bertanya langsung kepada mahasiswa Indonesia yang sedang berkuliah di kampus tersebut. Maka dari itu,  saya selalu lebih menyarankan teman-teman untuk mencari kampus dimana sudah ada orang Indonesianya. Hal tersebut semata-mata demi kemudahan dan kenyamaan selama beradaptasi di lingkungan baru.

Beberapa kampus di Delhi seperti Delhi University (DU) dan Jawaharlal Nehru University (JNU) memiliki fasilitas hostel untuk mahasiswa asing. Di DU misalnya, bagi mahasiswa asing laki-laki bisa tinggal di International Student House (ISH) atau International Student House for Women (ISHW) bagi mahasiswa perempuan. Untuk di JNU sendiri ada banyak sekali hostel dengan nama yang berbeda-beda i.e. Koyna Hostel, Godavari Hostel, dll. 

Jika rezeki kita mendapatkan kampus yang tidak memfasilitasi akomodasi, maka mau tidak mau kita harus mecari kos-kosan atau flat. Saat di Delhi, saya tinggal di flat daerah Munirka. Flat di Delhi rata-rata terdiri dari kamar tidur, kamar mandi dalam, dan dapur. Harga per bulan pun bervariasi. Saya tiga kali pindah flat selama dua tahun di Delhi dan harga sewa kamar standar berkisar antara Rs 5000 - Rs 6000 atau sekitar Rp 1-1,2 juta per bulan. Harga sewa tersebut sudah termasuk biaya air namun belum termasuk biaya listrik. 

Di Hyderabad sendiri harga sewa rumah cenderung lebih murah dari pada di ibu kota. Menyewa rumah di Hyderabad lebih mudah dan menguntungkan jika kita tinggal bersama-sama, 2-4 orang. Akomodasi di Hyderabad lebih mirip seperti apartemen dimana setiap apartemen yang disewakan terdiri dari Bedroom, Hall, Kitchen (BHK) dan sudah disertai kamar mandi dalam. Harga sewa juga bervariatif. Untuk 1BHK dimana terdiri 1 bedroom + hall + kitchen  mulai dari Rs 4000 atau Rp 800ribu belum termasuk listrik. Untuk 2BHK, yang terdiri 2 bedroom + hall + kitchen harga mulai dari Rs 7500 - Rs 8000 keatas atau Rp 1,5 - 1,6 juta keatas. Untuk 3BHK tentu lebih mahal lagi. Itu sebabnya tinggal di Hyderabad secara kolektif akan lebih nyaman dan terjangkau. 

Namun jika kondisinya memang harus tinggal sendiri seperti saya, teman-teman bisa mencari 1BHK atau Single Room. 1BHK terdiri dari 1 kamar tidur, hall, dan dapur seperti yang sudah saya sebutkan diatas. Untuk Single Room, biasanya hanya terdiri dari kamar tidur dan kamar mandi layaknya kos-kosan mahasiswa rantau di Indonesia. Harga sewa single room adalah Rs 2500 atau sekitar Rp 500ribu per bulan belum termasuk listrik.

Beberapa owner flat atau apartemen kadang meminta kita untuk membayar advance atau uang muka. Namun advance ini sifatnya lebih seperti uang jaminan dimana uang jaminan tersebut akan dikembalikan saat kita hendak mengosongkan atau pindah rumah. Advance yang harus dibayarkan bervariasi. Rata-rata yang saya temui nominal advance sebesar dua bulan dari harga sewa kamar. Misal harga sewa kamar per bulan adalah Rs 3000, maka advance yang dibayarkan adalah Rs 6000. 
Selama saya di Delhi, rata-rata owner tidak meminta pembayaran advance. Namun di Hyderabad hampir semua pemilik apartemen mewajibkan pembayaran uang muka jaminan.

Biaya listrik juga bervariatif untuk setiap daerah di India. Di Delhi yang notabennya kota metropolitan, biaya listrik adalah Rs 8 per unit. Saya rata-rata per bulan mengkonsumsi listrik sebanyak 35 unit per bulan dengan pemakaian 3 lampu, setrika, kipas angin, rice cooker, dan electric kettle. Jika harga listrik sebesar Rs 8 per unit maka tiap bulan saya membayar Rs 8 x 35 unit = Rs 280 atau sekitar Rp 60ribu per bulan. Di kota non-metropolitan harga listrik lebih murah. Di Hyderabad misalnya, biaya listrik adalah Rs 6 per unit.

Pertimbangan lain saat mencari tempat tinggal adalah jarak dengan kampus, minimal bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Mungkin kadang kita pernah terbesit "Ah, gak apa-apa agak jauh dari kampus, kan bisa naik bis atau angkutan umum". Secara praksis, pernyataan tersebut memang benar but trust me, we can't be so practical all the time. Kadang kala hujan lebat, rasa malas yang menghantam, atau bangun kesiangan pasti akan kita alami sesekali. Jarak tempuh yang tidak walk-able mungking sekali akan menjadi alasan pendukung untuk bo...los.... ! Jadi lebih baik bayar berlebih sedikit namun akses ke kampus lebih dekat dari pada bayar lebih murah namun kita harus keluar ongkos untuk transportasi.

Sekian tulisan saya kali ini. Mudah-mudahan bermanfaat dan informatif.

Salam,

Rahma S