Seeking Identity - Part I

July 17, 2017 Add Comment



Je suis ce que je suis, et si je suis ce que je suis, qu'est-ce-que je suis? (I am what I am, and if I am what I am, who am I?)

Dua hal utama yang menjadi komponen dalam identitas setiap orang secara umum adalah name (nama) dan occupation (pekerjaan). Coba saja tonton acara-acara seminar online di YouTube macam TED, hal pertama yang akan mereka katakan adalah, Hi, my name is Smith and I am a psychologist, atau Hi, my name is Rebecca and I am a chef, atau Hi, my name is Rahma and I am a student of Microbiology. Lebih mudahnya tonton saja vlog-vlog para YouTuber, dan lihat video pertamanya. Pada video pertama setiap vlogger pasti mereka akan mengungkapkan identitas mereka. Dua hal pertama yang akan mereka ungkapkan pastilah nama dan pekerjaan. Sungguh tak lucu kalau saat perkenalan hal yang kita ungkapkan pertama adalah nama dan hobi, atau nama dan warna favorit. Misal, Hi my name is Rahma and I love pink. Errgghh, WHO CARES?!

Saya ambil sebuah analogi sederhana misal saya ke supermarket mau beli sesuatu dan ternyata saya  cari kesana kemari tidak menemukan barang tersebut. Tentu saya akan bertanya pada petugas supermarket nya. Hal pertama yang akan saya tanyakan pasti, "Mbak/Mas, ada obat nyamuk?". Saya pasti akan segera diantar ke rak khusus obat nyamuk. Kalau petugasnya super ramah pasti otomatis akan bertanya, "mau yang merek apa, Mbak?", "yang merek SuperKiller mas," tanpa berfikir panjang pasti dia akan segera mengambilkan barang tersebut untuk saya. 

Dua hal saya garis bawahi adalah obat nyamuk dan SuperKiller. Kenapa dua hal itu yang saya garis bawahi? Karena dua hal itulah yang kita sebut identitas. SuperKiller adalah 'name' dan obat nyamuk adalah 'occupation'. Kalau benda tersebut bisa bicara pastilah yang diucapkan pertama kali adalah Hai, nama saya SuperKiller dan saya adalah Obat Nyamuk.

So, why are name and occupation so crucial? Well, I won't talk much about 'name' because it's already given by our parents and we can say that it is already permanent. Sebaliknya, untuk mengisi kotak identitas yang berlabel occupation tersebut kita harus belajar dan bekerja, tidak bisa cuma 'asal tempel' seperti saat kita mendapatkan nama dari orang tua kita. Pertanyaan diatas akan saya buat bercabang menjadi, why occupation is the most crucial thing? Because occupation represents your ability or skill. Occupation  akan menggambarkan kemampuan atau keahlian atau ilmu kita. Itulah hal yang dunia ingin tahu, kemampuan atau keahlian atau ilmu kita.  

Esensi dari sebuah identitas adalah sebagai pembeda. Bayangkan jika manusia di bumi ini tidak punya nama, tentu dunia akan menjadi kacau. Sama halnya dengan obat nyamuk diatas, fungsi dari diberikannya label merek SuperKiller adalah sebagai pembeda obat nyamuk satu dengan obat nyamuk buatan pabrik lain. Jaman dahulu kala mungkin 'nama' saja sudah cukup menjadi pembeda untuk satu orang dengan yang lainnya. Namun era semakin berkembang dan nama saja tidak cukup untuk membuat kita berbeda dengan orang lain. Dunia membutuhkan sesuatu yang lebih kompleks dari  pada sekedar nama. Cukup masuk akal jika ada nasehat yang mengatakan bahwa ilmu adalah pembeda satu orang dengan yang lainnya karena ilmu adalah identitas. 

Untuk mengisi kotak identitas berlabel 'occupation' tentu tidak mudah. Pekerjaan saya sekarang adalah sebagai mahasiswa jurusan Mikrobiologi. Jadi kalau ada orang bertanya, saya tentu akan jawab nama saya Rahma dan saya seorang mahasiswa jurusan Mikrobiologi. Namun pertanyaannya sekarang adalah, apakah saya puas dengan identitas berlabel 'Mahasiswa Mikrobiologi'? Tidak! Kalau saya puas dengan label tersebut, lalu apa bedanya saya dengan teman sebangku saya yang sama-sama anak Mikrobiologi? Saya tidak bisa bilang bahwa saya adalah seorang ahli Mikrobiologi hanya karena saya mahasiswa Mikrobiologi. Saya juga tidak bisa bilang bahwa saya adalah seorang blogger hanya karena saya punya blog dan menulis satu atau dua artikel dalam satu bulan. Tidak. Ada banyak tahapan yang harus ditempuh untuk menjadikan 'ahli mikroorganisme' dan 'blogger' sebagai occupation saya, sebagai identitas saya. Untuk mendapatlan label sebagai seorang ahli Mikrobiologi saya harus menempuh pendidikan paling tidak hingga jenjang doktor. Saya juga harus banyak melakukan riset dan menerbitkan jurnal-jurnal berkualitas. Sama halnya jika saya ingin menjadikan 'blogger' adalah sebagai identitas maka banyak syarat yang harus saya penuhi. Misalnya pengunjung blog saya minimal sekian ratus ribu orang, saya harus membuat tulisan paling tidak tiga artikel per minggu, dan sebagainya.

Saya dulu sempat kebingungan saat membuat akun LinkedIn karena saya tidak punya sesuatu untuk saya 'persembahkan' sebagai identitas saya kecuali nama.  Saya bisa menuliskan 'Student of Microbiology' pada biodata saya, namun jika saya menuliskan identitas tersebut, saya tidak akan mendapatkan tawaran pekerjaan. Tujuan saya dulu membuat LinkedIn adalah untuk mencari pekerjaan paruh waktu. Jika saya mempromosikan diri saya sebagai mahasiswa Mikrobiologi, tidak akan ada perusahaan yang akan menemukan akun LinkedIn saya. Hubungan antara perusahaan dan pekerja adalah simbiosis mutualisme. And I don't have 'something' to offer to make them pay me.

Beberapa jam kemudian akun LinkedIn saya sudah jadi. Saya mempersembahkan diri saya sebagai seorang translator alias penerjemah untuk English - Bahasa Indonesia. Saya pernah bekerja sebagai freelance translator di salah satu language service di New Delhi selama hampir satu tahun. Saya pikir lumayanlah umtuk seorang amatiran. Beberapa minggu kemudian banyak agen penerjemah yang DM saya dan menawarkan saya pekerjaan sebagai freelance translator. 

Sejak saat itu saya menyadari betapa pentingnya mempunyai sebuah identitas. Semua orang sejatinya sudah punya identitas. Rahma adalah identitas saya, nama saya. Namun saya tidak puas jika orang lain hanya mengenal saya sebagai seorang Rahma. Hanya dengan punya nama, kita tidak bisa bertahan hidup. Tidak akan menjamin kelangsungan hidup dimasa depan karena saya tidak mungking dipekerjakan oleh sebuah perusahaan hanya karena saya punya nama Rahma, kan?

So, tentukan sebuah occupation,pelajari, tekuni, dan jadikan itu identitas kita. 

To be continued . . . .
See You at Seeking Identity - Part 2 . . . !

Tabik,

Rahma S


============================================================================

Seeking Identity (Mencari Identitas) adalah sebuah tema besar dari beberapa tulisan bersambung yang ditulis berdasar ide dan gagasan saya sendiri. Tema besar tersebut saya beri nama Seeking Identity karena mencari identitas bagi saya adalah sebuah life-time job. Tulisan-tulisan tersebut akan banyak terlahir dari pengalaman pribadi yang menurut saya akan sayang untuk saya simpan sendiri. Bukan untuk platform curhat atau berkeluh kesah namun sebagai perantara penyebaran ilmu dan ide.